Urban Legend Keyhole ( "Lubang Kunci" )



Cerita di mulai saat seorang pria datang ke sebuah hotel . Saat check in di lobby, sang resepsionis memberi peringatan kepadanya.

"Pak, silahkan menikmati layanan di hotel kami, namun mohon dengan hormat untuk tidak memasuki kamar yang tidak ada nomornya." Ujar sang resepsionist.”

Ia mengangguk menandakan mengerti nasihat sang resepsionis lalu pergi mencari kamar yang di berikan padanya, yakni nomor 10. Saat berjalan menuju kamarnya ia melihat kamar tanpa nomor yang di ceritakan sang resepsionis. Karena penasaran "Apa isinya?" ia mencoba mengintip melalui lubang kunci kamar tersebut.


Yang nampak dari lubang kunci hanyalah wanita tua berwajah pucat yang sedang duduk di tengah ruangan. Anehnya warna seluruh kulit wanita ini berwarna putih. Namun maksud putih di sini jelas berbeda dengan manusia kebanyakan.

Tiba-tiba saja, wanita yang di intipnya menengok ke arah si pria, seakan ia mengetahui "Ada yang sedang mengintipnya".

Ia menoleh kemudian menatapnya. Karena ketakutan, ia segera berlari menuju kamarnya.

Malam harinya ia tidak bisa tidur. Ia teringat pada tatapan misterius si wanita tua tadi. Ia juga penasaran mengapa sang resepsionis memperingatkan untuk menjauhi kamar tanpa nomor tersebut.

Karena sudah tak tahan dengan berbagai pertanyaan di kepalanya, dengan segera ia bangkit dari kamar tidur dan mengendap-endap ke lorong untuk mengintip lagi kamar tanpa nomor itu lewat lubang kunci.

 Namun berbeda dengan tadi, yang ia lihat hanyalah warna merah. "Sungguh aneh" pikir si pria.

Kemudian ia berfikir mungkin wanita tersebut merasa terganggu karena ada yang mengintipnya kemudian menutup lubang kunci itu dengan sesuatu berwana merah. Kemudian ia pun kembali ke kamarnya untuk tidur.

Keesokan harinya, tepatnya saat ia check out, pria itu menanyakan mengapa kamar yang di maksud sang resepsionis tidak di beri nomor?

Resepsionis itu kemudian menjawab dengan cerita sedih.

"Dulu ada seorang suami-istri yang menginap di kamar tersebut. Kemudian terjadi pertengkaran hebat antara mereka dan berakhir dengan sang suami membunuh istrinya sendiri. Sejak kejadian itu, kami mencopot nomor kamar tersebut lalu membiarkannya kosong."

Mendengar cerita sang resepsionis pria itu langsung pergi  dan tertawa. Sebab ia sama sekali tak percaya dengan apa yang di sebut hantu. "Jelas-jelas yang ia lihat kemarin adalah manusia, bukannya hantu". Pikir pria itu.

  Lalu sang respsionis kembali berkata saat pria itu hampir sampai di ambang pintu. 
"Wanita itu tak seperti kebanyakan manusia kebanyakan. ia menderita kelainan fisik yang membuat seluruh kulitnya berwarna putih."
Langkah pria tersebut kemudian terhenti.
Sang resepsionis mengakhiri ceritanya.

“Dan matanya merah.”
 
THE END

0 Response to "Urban Legend Keyhole ( "Lubang Kunci" )"

Post a Comment